TUGALA OYO – BALUSENIAS.COM
Sudah empat tahun Jembatan Bawoni tak lagi bisa dilintasi kendaraan roda empat. Akibatnya, akses menuju dan dari empat desa terhambat. Hal itu pun berimbas pada pendapatan ekonomi masyarakat setempat.
Jembatan Bawoni berada di perbatasan Kampung Iraono Lase dan Kampung Ombolata di Desa Gunungtua, Kecamatan Tugala Oyo, Kabupaten Nias Utara. Jembatan ini menghubungkan ibukota Kecamatan Tugala Oyo dengan empat desa di seberangnya.
Selain Desa Gunungtua, tiga desa lainnya adalah Siwawo, Fabaliwa Oyo, dan Humene Siheneasi. “Jembatan ini sudah rusak dari tahun 2021 lalu,” kata Zepril Hia pada Minggu, 27 April 2025.
Warga Desa Gunungtua ini mengatakan, Jembatan Bawoni ada dua bagian beton yang alasnya dari besi. Pertama kali dibangun bagian sebelah kanan dari arah Desa Teolo menuju Gunungtua pada pasca bencana tsunami tahun 2008.
“Waktu itu dibangun oleh ILO (International Labour Organization). Tahun 2019 dibangun yang sebelah kanan dari PNPM Mandiri. Yang kanan itu patah, dan kiri amblas tanah di ujungnya,” katanya.
Penjabat Kepala Desa Gunungtua, Yosafati Hulu, berharap ada perhatian Pemerintah Kabupaten Nias Utara melalui instansi terkait. Sebab, Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Gunungtua tidak akan sanggup untuk membiayainya.
Pentingnya jembatan, menurut dia, karena juga menjadi akses menuju dan dari Kecamatan Moro’o serta Kecamatan Mandrehe di Kabupaten Nias Barat. “Ini juga kepentingan masyarakat dua kabupaten,” ujarnya.
Penjabat Kepala Desa Siwawo, Oktolianus Hia, mengakui ada imbas negatif atas rusaknya Jembatan Bawoni. Harga beragam komoditi pertanian pun turun. Karena para pembeli tak lagi bisa masuk ke kampung dengan mobilnya.
“Pembeli terpaksa pakai motor, jemput ke kampung. Petani juga ada yang harus antar pisang, getah karet, pinang, dan kelapa pakai motor keluar kampung. Tambah capek, waktu dan juga biaya angkut,” ucapnya.
“Semoga jembatan kami itu bisa cepat diperbaiki. Kalau tidak ada anggaran pemerintah, bagus juga kalau mau bikin teken les (kumpulkan uang), biar bisa kita bangun sendiri,” kata Gunawan Hulu, Tokoh Pemuda Tugala Oyo.
Gunawan mengatakan, bisa dibangun jembatan sementara dengan swadaya. Jika dana terkumpul, bisa setidaknya membeli pohon kelapa untuk dijadikan jembatan. Sebatang pohon kelapa bisa dibeli seharga Rp250 ribu belum upah tebang.
“Anggaplah 10 batang kelapa, upah tebang dan biaya konsumsi gotong royong sampai selesai jembatannya jadi Rp5 juta. Tidak sulit kalau kumpul-kumpul uangnya,” katanya. (Hasrat Hulu)