GUNUNGSITOLI – BALUSENIAS.COM
Hari pertama bulan suci Ramadan, masyarakat Kota Gunungsitoli dan sekitarnya memadati Pasar Takjil di lapangan Eks PT Pelabuhan Indonesia atau Pelindo. Sebanyak 35 pedagang telah bersiap melayani para pembeli beragam jajanan yang diutamakan untuk berbuka puasa umat Islam.
Puluhan macam jajanan berupa makanan dan minuman dijajakan sejak pukul 16.15 WIB. Lapak dagangan terletak di kawasan Pelabuhan Lama, tepatnya seberang Pos Polantas Polres Kota Gunungsitoli.
“Setiap tahun memang di sini dibuka Pasar Takjil,” ungkap Budiman Alamsyah Telaumbanua, salah satu Pengurus Majelis Ulama Indonesia Kota Gunungsitoli pada Sabtu, 1 Maret 2025.
Ia mengatakan, sejak Menteri Agama Republik Indonesia menetapkan hari pertama Ramadan 1446 Hijriah jatuh hari Sabtu, Pasar Takjil pun dibuka. MUI Kota Gunungsitoli sebelumnya telah mengundang para pedagang untuk membuka lapaknya.

Lapak berupa meja-meja untuk menggelar dagangan, dengan tenda sebagai atapnya. “Mungkin besok bisa bertambah dari 35 lapak yang sudah ada ini,” kata pria yang juga pengajar di Sekolah Tinggi Agama Islam Nias ini.
Budiman menambahkan, Pasar Takjil akan dimeriahkan dengan acara atraksi dari berbagai madrasah yang berada di sekitar Kota Gunungsitoli. Ia mengundang siapa saja untuk dapat ambil bagian menghibur para pembeli dan pedagang takjil.
“Siapa saja yang mau ikut memeriahkan acara ini dengan atraksi hiburan, dapat bergegas untuk mendaftarkan diri kepada panitia,” tutupnya.
Dikatakan salah seorang pedagang takjil, Suryani, jajanan di sana adalah produk dari ibu-ibu yang bergabung dalam Usaha Menengah Kecil dan Mikro. Mereka adalah binaan dari berbagai elemen masyarat di Kota Gunungsitoli.
“Bukan cuma kue-kue dan minuman ringan yang kami jual. Ada juga lauk-pauk dari berbagai jenis. Harganya dari Rp5.000 sampai Rp15.000 perporsi,” ujarnya.
“Kami buka dari sore sampai malam. Kami juga jual buah-buahan,” kata Polem, seorang ibu yang ikut berjualan takjil. Seraya melayani para pembeli yang tidak hanya warga Kota Gunungsitoli, tapi juga kabupaten sekitar.
Para pedagang berharap bisa menambah penghasilan keluarga dari berdagang di Pasar Takjil. “Mudahan bisa dapat rejeki banyak dari dagangan takjil ini,” imbuh Polem. (Jamil Mendrofa)