Masih Ada Sekolah Kurang Lokal, Kacab Disdik Harap Dukungan Pemerintah Daerah
LOTU – BALUSENIAS.COM
Delapan Tenaga Kependidikan meraih prestasi yang patut dibanggakan oleh masyarakat Kepulauan Nias. Selain kepala sekolah dan pengawas, mereka yang akan mendapatkan penghargaan juga sebagai guru berdedikasi di daerah terpencil.
Atas prestasinya, mereka akan menerima penghargaan langsung dari Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, di Istana Negara. Tepat pada Upacara Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Ke-73 Republik Indonesia, 17 Agustus 2018 nanti.
Kemarin, Rabu (8/8/2018), mereka dilepas oleh Kepala Cabang Dinas Pendidikan Gunungsitoli Provinsi Sumatera Utara, Gatimbowo Lase di Kantor Bupati Nias Utara. Mereka ditetapkan di Medan pada tanggal 2 Agustus 2018 oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sumatera Utara, Arsyad.
Yakni:
1 | Rika Tri Gustiani Zalukhu S.Pd | TK Yudika Desa Tefao di Lahewa Timur |
2 | Yuniati Harefa S.Pd | TK Negeri Pembina di Tuhemberua |
3 | Anwar Zalukhu S.Pd | SD Negeri 0784477 di Alasa |
4 | Martiani Zalukhu S.Pd | SD Negeri 078012 di Alasa Talumuzoi |
5 | Anton Yurlis Lase S.Pd | SD Negeri 075045 Somi di Gido |
6 | Jumeato Lahagu S.Pd | SMP Negeri 3 Namohalu Esiwa |
7 | Binaria Waruwu S.Pd | SMA Negeri 1 Afulu |
8 | Radman Gulo | Dinas Pendidikan Kabupaten Nias |
Gatimbowo Lase melaporkan, kedelapan orang akan berangkat Kamis (9/8/2018) dari Bandara Binaka menuju Medan. Kemudian, Sabtu (11/8/2018) lanjut menuju Jakarta.
Ia menambahkan, tidak hanya mereka yang berprestasi. Tapi sebelumnya ada delapan kepala sekolah dari wilayah Cabang Disdik Gunung Sitoli yang diberangkatkan ke Jatim dan Yogyakarta, 23 Juli 2018 lalu. Mengikuti program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk pertukaran kepala sekolah.
Mereka yang diutus tersebut adalah:
1 | Berkati Baeha, S.Pd | Kepala SMA Negeri 1 Lahewa |
2 | Berkat Kristiani Gea, S.Pd | Kepala SMK Negeri 1 Lotu |
3 | Yasato Harefa, S.Pd | Kepala SMK Negeri 2 Lotu |
4 | Yubiari Gea, S.Pd | Kepala SMK Negeri 1 Lahewa Timur |
5 | Tehego Ndraha, S.Pd | Kepala SMK Negeri 1 Sogaeadu |
6 | Anatona Mendrofa, A.Md | Kepala SMK Negeri 1 Hiliduho |
7 | Drs. Faehusi Laoli | Kepala SMK Negeri 1 Botomuzoi |
8 | Febri Karya Dewi Lase, S.Pd.Ing | Kepala SMK Negeri 1 Idanogawo |
9 | Drs. Bowonia Zebua | Pengawas Sekolah |
“Mereka ini telah berangkat menerima bimbingan dan arahan Kemendikbud di Yogyakarta dan Jawa Timur. Mereka menjadi kepala sekolah di sana, dan kembali ke daerah kita di sini dipandu oleh bapak pengawas B Zebua,” ungkap Gatimbowo Lase.
Sebaliknya dari Jawa Timur dan Yogyakarta ada lima kepala sekolah dan seorang Fasilitator dari Kemendikbud yang mendapat kesempatan menambah wawasan di Kepulauan Nias.
Yakni:
1 | Retno Dwi Aryani M.Pd | Kepala SMK Negeri 1 Bantul |
2 | Rudi Prakanto, S.Pd, M.Eng | Kepala SMA Negeri 8 Yogyakarta |
3 | Priwahyu Hartanti, M.Pd | Kepala SMK Negeri 6 Jember |
4 | Drs Gathot Kususanto M.Sp | Kepala SMA Negeri 5 Madiun |
5 | Cecep | Fasilitator Kemendikbud |
Gatimbowo menjelaskan, telah disampaikan visi dan misi Gubernur Sumut terpilih, dalam rapat Kepala SMA/SMK di aula SMK Negeri 1. Bahwa akan lahir sebuah perubahan, inovasi yang melahirkan kepala sekolah bermartabat, guru-guru bermartabat, siswa-siswi bermartabat, berdedikasi, dan berkualitas.
“Setelah SMA dan SMK dialihkan ke provinsi, banyak beban berat kami rasakan, terlebih di Kabupaten Nias Barat. Karena ada sekolah yang memiliki banyak siswa, tapi masih belajar di bawah tenda. Hal yang sama di Alasa dan SMA N 2 Namohalu Esiwa,” ungkapnya.
Dikatakan Bupati Nias Utara, Marselinus Ingati Nazara , pemerintah berharap setelah adanya pertukaran kepala sekolah ini terjadi perubahan. Meski tidak mudah, namun membutuhkan proses. Mungkin satu atau dua tahun ke depan.
“Tetap berharap terjadi perubahan, karena guru menempa manusia itu dari tidak tahu menjadi tahu. Sehingga jasa guru itu sangat luar biasa,” ujarnya melalui sambutan yang dibacakan Asisten III Sekretariat Kabupaten, Filifo Harefa.
Diakuinya, pemerintah mendukung kegiatan tersebut, karena memiliki manfaat. Dan berharap kepada sekolah jadi panutan setelah pulang dari tugas luar daerah.
“Kepala sekolah melakukan tindakan nyata, bukan sekedar dengar, lihat, dan stop sampai di situ. Namun menerapkannya di dunia pendidikan, dan pemerintah siap memfasilitasinya,” pungkas Filifo Harefa. (Efarius Zebua)