LOLOWA’U – BALUSENIAS.COM
Warga Dusun 4 Hilidura di Desa Hilifadolo, Kecamatan Lolowa’u, Kabupaten Nias Selatan, berharap perhatian pemerintah dan pihak-pihak terkait. Agar mereka dapat terbantu dalam memenuhi kebutuhan hidup keluarga yang menggantungkan hidup dari laut.
Dari 45 kepala keluarga di dusun yang berada di tepian laut itu, kebanyakan memang mencari nafkah dengan melaut. Untuk itu, mereka berharap bisa mendapat bantuan peralatan menangkap ikan.
“Memang sebagian besar bekerja sebagai nelayan, dan sebagian lagi petani. Kebutuhannya, kalau dibantu adalah alat tangkap,” ujar Kepala Desa Hilifadolo, Ogamota Ndruru saat ditemui di kediaman pada Rabu (20/8/2025) siang.
Ogamota Ndruru mengatakan, ada 250 KK tinggal di desanya yang tersebar di empat dusun. Sebagai Kepala Dusun 1 adalah Sadarman Zebua, Seiman Ndruru di Dusun 2, Dusun 3 dipimpin Temazaro Ndruru dan Faleria Sihura menjadi Kepala Dusun 4.
Dusun 1 dan Dusun 2 jaraknya berdekatan, tapi dipisahkan oleh wilayah Desa Botohili sebagai ibukota Kecamatan Lolowa’u. “Ada 30 KK yang tinggal di seberang (merantau dan tinggal di luar Pulau Nias),” jelasnya.
Dusun 4 Hilidura yang lokasinya di pinggir perairan Hilidora Sehe, dipisahkan wilayah tiga desa lain dan berjarak sekitar 4 kilometer dari Dusun 2. Warga yang berprofesi nelayan, biasa mencari ikan dengan cara menjaring ikan di pantai yang dalam bahasa setempat disebut Bukhe.
Selain itu, para nelayan juga terbiasa memancing. Itu sebabnya, akan lebih baik jika ada dermaga sebagai tempat menambatkan perahu dan juga lokasi memancing.
Pemerintah Desa Hilifadolo setiap tahun mengusulkan pembangunan dermaga tersebut pada Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa atau Musrenbangdes. Namun tidak pernah terealisasi.
“Mau bangun pakai dana desa, tidak sanggup. Jika dibangun, warga bisa punya tambatan perahu, bahkan bisa beli boat. Hasil pancingan biasanya dijual di pusat kecamatan,” terang Ogamota Ndruru.
Dusun 3 Hiliwaele yang berada di balik bukit Dusun 1, ada 84 KK bermukim. Berjarak sekitar 4 kilometer dengan menyusuri Sungai Siwalawa. Akses jalan sudah diaspal sebagiannya, dan tersisa 400 meter masih lapisan batu atau onderlagh. (Temazaro Zebua)