Habiskan Banyak Biaya Selama Sebulan Mengikuti Arahan Rumah Sakit
MEDAN – BALUSENIAS.COM
Pelayanan di SEMC Kota Medan dikeluhkan Menuariman Lase. Ayah dari Reicha Felichia Lase ini mengaku sangat kecewa dengan pelayanan Rumah Sakit Khusus Mata di Jalan Iskandar Muda, Medan Petisah. Bagaimana tidak, setelah sebulan mengikuti arahan rumah sakit itu, justru anaknya yang tidak normal penglihatan, tidak juga dirawat. Malahan, saat telah dijadwalkan menjalani operasi, pihak SEMC membatalkan dengan alasan yang dinilai tidak tepat.
“Kami datang jauh-jauh dari Pulau Nias pada awal Juli tadi ke Medan, tentu ingin kesembuhan untuk anak kami tercinta. Tapi yang kami dapat hanya kebohongan dari rumah sakit,” kata Menuariman Lase, di kediaman sanak keluarganya di Jalan Gatot Subroto, Selasa (7/8/2018).
Ia mengungkapkan, mengantar anaknya yang berusia 1 tahun 8 bulan ke SMEC. Untuk operasi mata anaknya yang memang sejak lahir tidak normal atau katarak. Sewaktu baru tiba, pihak SEMC menanyakan apakah ada penyakit lain selain mata. Lalu Menuariman mengakui ada kelainan jantung diderita anaknya sejak lahir.
“Beberapa hari kemudian, pihak rumah sakit membuat rujukan ke dokter spesialis anak di RS Bunda Thamrin. Untuk diperiksa kondisi pasien apakah tidak ada penyakit lain,” jelasnya.
Kemudian pada 20 dan 25 Juli sampai 1 Agustus 2018, Menuariman bolak-balik membawa anaknya ke RS Bunda Thamrin, sebagaimana rujukan dari SMEC. Kemudian RS Bunda Thamrin memberikan surat kepada pihak SMEC untuk diproses lebih lanjut.
“Tepat hari Jumat (3 Agustus 2018) SMEC menghubungi kami sebagai keluarga pasien untuk datang. Dan menentukan jadwal untuk operasi pada hari Selasa 7 Agustus 2018,” ungkapnya.
Sehari sebelum jadwal operasi, Senin (6/8/2018), Menuariman beserta keluarga mengantar anaknya untuk persiapan operasi. Sekalian memasang label di tangan anaknya, sebagai tanda bahwa besoknya akan dilaksanakan operasi.
“Besok Selasa inilah diberitahu bahwa operasi mata anak kami dibatalkan. Alasannya, penyakit jantung,” kata pria yang juga Kepala Desa Hiliwaele I Kecamatan Botomuzoi, Kabupaten Nias ini dengan nada kesal.
Mendengar pembatalan itu, seluruh keluarga Menuariman kaget dan sedih. Padahal sejak awal riwayat penyakit jantung sudah diberitahu kepada pihak dokter SMEC. Hasil rujukan dari RS Bunda Thamrin pun sudah disampaikan.
Mereka pun mempertanyakan kepada SMEC, mengapa informasi pembatalan operasi baru disampaikan saat hendak dioperasi. “Kami merasa dibohongi dan dipermainkan, juga dirugikan baik waktu dan materi oleh pihak RS SMEC,” ketusnya.
Ia mengingatkan, sesusai ketentuan medis, seorang dokter tidak mungkin menjadwalkan operasi jika tidak mengetahui layak dan tidak layaknya kondisi seorang pasien. Untuk itu ia meminta Dinas Kesehatan setempat memerhatikan hal ini, dan sesegera mungkin mengevaluasi kinerja RS SMEC, yang dinilai tidak profesional dalam memberikan pelayanan bagi masyarakat.
“Apabila ini terus dibiarkan, maka bukan tidak mungkin keselamatan pasien jadi terancam. Untuk apa kami bayar iuran BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) jika kami atau keluarga tidak mendapat pelayanan kesehatan,” tegasnya.
Fajar selaku Kepala Bagian Umum RS SEMC Kota Medan, mengaku mengerti kekecewaan keluarga pasien. Hanya saja, kebetulan dokter spesialis mata sedang tidak berada di tempat. “Tapi berikan saya kesempatan sampai besok untuk saya koordinasi hal ini kepada dokter. Jika dokternya yang salah, ya salah,” kata Fajar mengakhiri. (Famaudugo Zai)