TUGALA OYO – BALUSENIAS.COM
Peningkatan Struktur dan Kapasitas Ruas Jalan Te’olo-Harefa-Botona’ai tak kunjung rampung. Proyek yang dimulai sejak 19 Juni 2024 itu mestinya selesai dalam 180 hari kalender, atau akhir Desember 2024. Namun, perpanjangan waktu hingga 8 April 2025, tak juga selesai.
Proyek bernomor kontrak: 620/06/SP/PPK-1/BM/PUTR/2024 itu mendapat kucuran anggaran senilai Rp12.457.327.000 dari Dana Alokasi Khusus yang dikerjakan CV Utama. Anggaran ditampung pada Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Pemerintah Kabupaten Nias Utara.
“Hari ini sudah lewat perpanjangan waktu proyek itu, tapi nyatanya belum juga selesai,” kata B Hulu, Tokoh Masyarakat Kecamatan Tugala Oyo, Kabupaten Nias Utara pada Rabu, 9 April 2025.
Pria yang biasa disapa Ama Desta ini, menyinggung sejumlah pekerjaan pada proyek tersebut yang dinilai belum tepat. Misalnya, permukaan jalan yang aspalnya sudah amblas di beberapa titik.
Kemudian adanya dek atau tembok penahan tanah yang sudah hampir jebol atau ambruk di boawplank 2.700. Tepatnya di dekat gorong-gorong depan rumah Ama Pendi Gulo di Dusun I RT 3 Desa Harefa.
“Tiga gorong-gorong juga baru selesai dikerjakan kemarin, pas hari terakhir perpanjangan waktu proyek,” ujar dia menyinggung box culvert yang berada di Dusun I RT 3 Desa Harefa.
Tidak itu saja, menurut Ama Desta, pekerjaan pengaspalan tidak sesuai kontrak sepanjang 3.000 meter. “Ini saja belum sampai 2.700 meter,” katanya.

Mengaku sebagai Humas Kontraktor Pelaksana, Ama Ice Halawa, membenarkan CV Utama diberikan perpanjangan waktu atau addendum sampai 8 April 2025. “Iya, sejak Januari sampai Selasa nanti berakhirnya,” ujarnya kepada BaluseNias di lokasi proyek pada Sabtu, 5 April 2025.
Ama Ice Halawa mengatakan, pihak CV Utama berupaya menyelesaikan pekerjaan pengaspalan hanya sampai 2.700 meter. Untuk pekerjaan yang tampak rusak, akan diperbaiki. Setidaknya sebelum Provisional Hand Over atau PHO (tahap serah terima pekerjaan secara sementara), perbaikan di beberapa bagian akan dikerjakan.
“Ini saja sudah rugi besar kontraktornya. Denda keterlambatan setiap hari sampai Rp12 juta, kalau sampai bulan ini sudah berapa ruginya,” ujarnya.
Tokoh Pemuda Kecamatan Tugala Oyo, Gunawan Hulu, berterimakasih kepada para pihak yang mewujudkan proyek tersebut. Karena perbaikan akses melintasi tiga desa itu, sudah lebih mempermudah mobilisasi masyarakat.
Untuk menuju Kabupaten Nias Barat, akan lebih mudah jika jalan itu sudah mulus seluruhnya. Akses yang baik, juga berimbas peningkatan perekonomian masyarakat. “Kalau jalan sudah bagus, tauke-tauke akan masuk dan harga jual karet, pinang, pisang, padi, dan lainnya naik,” katanya.
Ia berharap baik kontraktor dan Dinas PUTR bisa bersinergi untuk pembangunan yang lebih baik. “Kami harap pembangunan Jembatan Na’ai II di Desa Harefa akan terwujud dalam waktu dekat. Jadi akses semakin mudah menuju Nias Barat dan sebaliknya,” pungkasnya.
Sebelumnya, Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Nias Utara Calvind Anugerah Zega telah meninjau lokasi proyek pada Selasa, 18 Maret 2025 lalu. Ia bersama sejumlah anggotanya, menemukan beberapa titik yang belum selesai.
Anuar Zega selaku Pejabat Pembuat Komitmen proyek tersebut, menegaskan keterlambatan pekerjaan telah dibahas bersama penyedia jasa yakni CV Utama. Jika komitmen proyek harus selesai pada 8 April 2025 tidak terlaksana, akan ada langkah-langkah tegas yang diambil oleh pihak PUTR. (Jamil Mendrofa)