GUNUNGSITOLI IDANOI – BALUSENIAS.COM
Masyarakat di Dusun II Bakaru Desa Siwalubanua I, Kecamatan Gunungsitoli Idanoi, Kota Gunungsitoli, berharap ada tenaga kesehatan yang siaga. Sebab, bangunan permanen Puskesmas Pembantu atau Pustu terkesan terbengkalai.
Pustu yang berada sekitar 500 meter dari pantai di Bakaru itu, tampak tidak terurus. Selain rumput yang tumbuh liar di halaman depan bangunan, sekelilingnya juga terlihat semak belukar tumbuh subur.
“Ya, memang beginilah kondisinya,” ungkap Kristian Zebua, warga Desa Siwalubanua I pada Senin (25/8/2025).
Pria akrab disapa Kristian ini mengatakan, masyarakat Desa Siwalubanua I, khususnya Dusun Bakaru, mengandalkan Pustu tersebut untuk mendapatkan pengobatan. Namun, tenaga medis atau tenaga kesehatan seringkali tidak ditemui di Pustu.
“Bagusnya ada bidan atau perawat yang siaga di Pustu setidaknya pada jam kerja,” ujarnya berharap instansi terkait bisa memberi perhatian atas persoalan tersebut.

Pantauan BaluseNias, Pustu Bakaru berukuran 6 x 14 meter tersebut dibangun representatif. Dibagi dua bagian di sebelah kanan dan kiri. Dilengkapi fasilitas selayaknya layanan kesehatan.
“Kami sangat mendukung keberadaan Pustu ini. Makanya, kami dari pemerintahan desa sudah membantu tambahan fasilitas berupa kursi, alat timbang, bahkan speaker (pengeras suara),” ungkap Teodatus Gea, Kepala Seksi Pelayanan Desa Siwalubanua I.
Pria dikenal dengan nama Ama Paskah Gea ini, mengaku lahan berdirinya Pustu Bakaru adalah hibah dari kakeknya, Tohuaro Gea alias Ama Dolo. Hibah itu di tahun 1984. “Kami hanya berharap, pelayanan kesehatan di Bakaru ini berjalan baik,” ujarnya.
Dari papan nama yang ada dalam salah satu ruangan Pustu Bakaru, tercantum struktur dengan Masniwati Zega sebagai Kepala Pustu Bakaru. Ada dua Staf Pustu Bakaru, yakni Filemo Gea dan Seniwati Lase. Satu lagi melayani di Pos Kesehatan Desa Hiliweto adalah Wenny Batee.
“Sekarang sudah ganti pak. Ibu Masniwati Gea sudah tugas di Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli Idanoi. Kalau masa ibu itu, rumput liar tidak ada. Kadang ibu itu kasih uang ke warga, minta potong rumput di sekeliling Pustu,” kata Teodatus Gea. (Jojor Masihol Marito)