GUNUNGSITOLI – BALUSENIAS.COM
Proyek Peningkatan Sistem Penyediaan Air Minum atau SPAM Jaringan Perpipaan di Desa Dahana Tabaloho, Kecamatan Gunungsitoli, Kota Gunungsitoli tidak bisa dinikmati warga. Padahal, proyek itu sudah menelan anggaran sebesar Rp2,5 miliar lebih.
Hal itu diungkapkan Temasokhi Zebua, Ketua DPC Komando Garuda Sakti Aliansi Indonesia atau KGSAI Kota Gunungsitoli. Setelah kemarin, mengecek kondisi lapangan di proyek yang sudah selesai dikerjakan pada September 2024 lalu.
“Sudah dua kali proyek yang sama, tapi tidak berfungsi,” ujarnya kepada BaluseNias pada Rabu, 4 Juni 2025.
Dijelaskannya, proyek pertama di tahun 2016 dengan anggaran senilai Rp1,2 miliar lebih. Hasil dari pembangunan bak penampungan air itu tidak bisa dinikmati oleh warga.
Kemudian diadakan lagi proyek yang sama dengan kapasitas 2,5 L/DET yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus tahun 2024 dengan anggaran senilai Rp1.395.136.000. Dibangun di lokasi hanya berjarak sekitar lima langkah saja dari proyek pertama.
“Penampungan air pertama penuh dengan lumpur, sama dengan penampungan yang baru,” kata Temasokhi Zebua.
Ia menerangkan, SPAM Jaringan Perpipaan adalah satu kesatuan sarana dan prasarana penyediaan air minum yang disalurkan kepada pelanggan melalui sistem perpipaan. Mestinya, diadakan untuk menjamin kepastian kuantitas dan kualitas air minum yang dihasilkan serta kontinuitas pengaliran air minum.
“Tapi ini malah hasilnya tidak berguna bagi masyarakat. Sudah delapan bulan selesai, belum menikmati. Padahal pemasangan meteran air sudah dilakukan,”
“Kami kecewa,” ujar Kepala Desa Dahana Tabaloho, Elpiter Harefa kepada media pada Minggu, 1 Juni 2025 lalu.
Proyek yang dikerjakan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kota Gunungsitoli itu hingga kini belum diserahkan kepada pihak pemerintah desa. Pihak PUTR beberapa kali telah diingatkan agar memperbaiki dan menyempurnakan pembangunan sarana air bersih itu.
Sehingga nantinya semua meteran air yang dipasang bisa dialiri dan dinikmati warga setempat. “Yang terjadi sekarang, bak penampungan air sudah dipenuhi lumpur. Pipa air sama sekali tidak berfungsi, dan tidak dinikmati oleh masyarakat,” katanya.
Anwar Harefa, seorang warga yang juga Ketua Koperasi Merah Putih Desa Dahana Tabaloho terpilih, merasa miris melihat kondisi penampungan air yang dipenuhi lumpur. “Kami berharap kepada rekanan dan PPK (pejabat pembuat komitmen) untuk segera memperbaikinya,” ujarnya. (Jojor Masihol Marito)