GUNUNGSITOLI – BALUSENIAS.COM
Puskesmas Pembantu atau Pustu Bakaru di Dusun II Bakaru Desa Siwalubanua I, Kecamatan Gunungsitoli Idanoi, Kota Gunungsitoli, butuh perhatian. Meski sudah memiliki bangunan permanen, banyak pihak diharap kepeduliannya.
Anggota DPRD Kota Gunungsitoli, Yobedi Laowo, mengaku sebelumnya telah menyampaikan persoalan di Pustu Bakaru kepada pihak Pemerintah Kota Gunungsitoli. Tidak hanya ketersediaan tenaga kesehatan, tapi juga fasilitas yang dibutuhkan.
“Saya sudah dorong pemko agar memberi perhatian, baik dari segi fasilitas dan lain sebagainya,” ujarnya kepada BaluseNias pada Jumat (29/8/2025) siang.
Politisi Partai Nasdem ini mengatakan, kesehatan merupakan salah satu bidang prioritas Pemerintah Pusat. Masyarakat di seluruh daerah membutuhkan pelayanan kesehatan prima. “Saya berharap agar pelayanan di Pustu Bakaru tetap berjalan dengan baik,” ujarnya.

Terpisah, Teodatus Gea sebagai Kepala Seksi Pelayanan Desa Siwalubanua I, menyebut dukungan pemerintah desa telah diberikan kepada pihak Pustu Bakaru.
“Pemerintahan desa sudah membantu tambahan fasilitas berupa kursi, alat timbang, bahkan speaker (pengeras suara),” ungkapnya.
Lahan Pustu Bakaru merupakan hibah dari kakeknya, Tohuaro Gea alias Ama Dolo pada tahun 1984. Teodatus Gea berharap, pelayanan kesehatan di Bakaru akan terus berjalan baik.
Baca juga: Diakui Butuh Rehab, Kapus Gunungsitoli Idanoi Ajak Warga Bersihkan Lingkungan Pustu Bakaru
Terlebih, Kepala UPTD Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli Idanoi, Esther Light Staar Zebua, telah mengambil langkah positif sebagai respon atas harapan warga.
“Hari ini sudah ada gotong royong bersih-bersih lingkungan Pustu Bakaru. Semoga kegiatan ini bisa rutin dilakukan, setidaknya sebulan sekali,” harapnya.
Gotong royong dimaksud, adalah ajakan kepada masyarakat untuk membersihkan lingkungan Pustu Bakaru. Esther Zebua menyurati Kepala Desa Siwalubanua I, Kecamatan Gunungsitoli Idanoi, Kota Gunungsitoli dengan nomor 400.7.11 1/2620 /PKM-GS-ID/VIII/2025.

Dalam surat disinggung informasi di media sosial, terkait adanya keluhan masyarakat pada pelayanan di Pustu Bakaru. Terutama soal kebersihan lingkungan Pustu, dan kehadiran petugas di tempat pelayanan.
“Oleh karena itu, untuk menindaklanjuti hal tersebut, maka akan dilaksanakan kegiatan gotong-royong dan monitoring Pustu oleh Kepala UPTD Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli Idanoi dan tim,” tulis Ester Zebua.
Baca juga: Prihatin Pustu Bakaru, Warga Dusun II Siwalubanua 1 Harap Ada Bidan Siaga
Esther Zebua mengatakan, sampai saat ini pelayanan kesehatan di Pustu Bakaru tetap berjalan seperti biasa. “Petugas kita setiap hari hadir di tempat pelayanan,” katanya pada Rabu (27/8/2025).
Pustu Bakaru saat ini dipimpin oleh Seniwati Lase dengan Filemo Gea sebagai staf. Hanya saja, Filemo Gea sedang sakit. Kemudian ada tenaga bidan di Desa Siwalubanua I, yakni Agnes Mitrani Gea.
Dijelaskannya, kedua tenaga kesehatan tersebut setiap hari ada di desa. Dibuktikan dengan laporan yang dikirim melalui pesan WhatsApp setiap harinya. Menyatakan mereka sudah ada di desa dan selalu memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Sesuai jadwal pelayanan, Pustu Bakaru dibuka setiap hari, kecuali Minggu dan hari libur pada pukul 09.00 sampai dengan 14.00 WIB. Jika petugas kesehatan tidak ada, kemungkinan sedang melayani ke rumah-rumah warga atau melaksanakan Home Visit.
Home Visit dilaksanakan sesuai dengan Rencana Kerja Puskesmas (RPK) dan intervensi PIS-PK atau Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga.
“Sepengetahuan saya, pelayanan tetap dilaksanakan di Pustu. Petugas kita kadang melaksanakan pelayanan di luar gedung Pustu, yaitu melakukan home visit atau kunjungan rumah,” tegasnya.
“Untuk kondisi gedung puskesmas memang betul perlu direhab. Karena beberapa plafon rusak dan plester dinding juga ada yang sudah terlepas,” ujarnya.
Keadaan Pustu Bakaru, menurutnya, sudah diberitahukan ke pihak pemerintah melalui Dinas Kesehatan Kota Gunungsitoli. Bahkan telah disampaikan dalam rapat-rapat sebelumnya di Kantor DPRD Kota Gunungsitoli.
“Untuk kondisi luar gedung atau halaman seperti yang tampak di foto pada berita, itu bukan semua halamannya Pustu. Yang halaman Pustu sudah dibersihkan, dan selebihnya tanah itu milik warga,” jelas Esther Zebua. (Elisandi Kristian Zebua)