GUNUNGSITOLI – BALUSENIAS.COM
Sejumlah akun media sosial mengunggah kritik tajam terkait keberadaan Rumah Sakit Umum Bethesda. Pelayanan kesehatan yang berlokasi di Jalan Diponegoro Nomor 375C Desa Sifalaete Tabaloho, Kota Gunungsitoli itu dinilai negatif kehadirannya.
Kontra asumsi terhadap rumah sakit swasta yang ditampilkan di Facebook itu, ditanggapi berbeda sebagian pribadi maupun kelompok. Bukan hanya aktivis, tokoh masyarakat berstatus pengusaha, politisi dan pengacara pun berkomentar.
Salah satunya adalah Yusman Dawolo. Pengusaha dan politisi Partai Nasdem ini mengunggah status di akun pribadinya, dengan judul “Rasa Aman Untuk Pengusaha”. Status itu diunggah pada Senin, 26 Mei 2025 sekira pukul 08.45 WIB.
Ia menuliskan, pemerintah, masyarakat dan pengusaha harus bersatu dalam menciptakan iklim investasi yang baik. Bukan justru diganggu, dihalangi, diintimidasi, dicari kesalahan, diperas, dilaporkan dan dipersulit.
“Kenapa? Karena pengusaha itu kalau usahanya maju, akan banyak manfaatnya, terutama dalam membuka lapangan pekerjaan,” tulisnya.
Ia menegaskan, bahwa masyarakat Kota Gunungsitoli atau Kepulauan Nias sangat membutuhkan lapangan pekerjaan. Jika lapangan pekerjaan terbuka, maka akan memperbesar Pendapatan Asli Daerah dari pajaknya. Sehingga pembangunan di segala sektor bisa dilakukan dengan pesat dan tentu saja banyak manfaat lainnya.
Menurutnya, menjadi pengusaha itu tidaklah mudah. Banyak beban pikiran yang diderita, tenaga yang terkuras, keringat dan air mata yang keluar. Sebagai pelaku usaha, ia pun merasakan hal yang sama. Berbagai tantangan yang dihadapi, baik secara intetnal maupun eksternal.
Oleh karena itu, jika ada seseorang yang mau buka usaha, atau usahanya sudah menghasilkan, maka harus didukung. “Kita gunakan atau kita beli, dan kita promosikan produk dan jasa mereka, biar usahanya semakin maju. Pengusaha maju, Gunungsitoli hebat,” katanya.
Status itu ditanggapi dengan komentar oleh akun Ianharefa Ianharefa. Ia mengaku sangat terinspirasi dengan pernyataan Yusman Dawolo. Memajukan Kota Gunungsitoli, katanya, minimal membuka lowongan kerja dan mendukung usaha yang ada.
“Jangan kita menghalang-halangi dan mencari-cari kesalahan. Sifat iri dan dengki yang menjatuhkan investasi di Kota Gunungsitoli ini, yang berdampak tidak akan maju,” kata pria yang berdomisili di Desa Onolimbu, Kecamatan Lahomi, Kabupaten Nias Barat ini.
Hal sama dikomentari akun Itolo Amarlan Harefa. Ia berharap, para pelaku bisnis atau usaha yang berada di Kota Gunungsitoli untuk diperhatikan oleh pemerintah daerah setempat. “Minimal melakukan pelatihan dan bimbingan teknis bagaimana cara mengembangkan suatu usaha yang berada di tengah-tengah Kota Gunungsitoli. Salam semangat bang YD,” tulisnya.
Nica Zebua selaku Supervisor Komite Keperawatan, RSU Bethesda mengaku pihaknya telah berusaha memberikan pelayanan kesehatan yang baik. Yang tepat, efesien, profesional, akurat, terjangkau dan ramah. “Semua itu kami lakukan berdasarkan kasih,” katanya di ruang kerja.
Dikatakannya, RSU Bethesda menangani sedikitnya 1.500 pasien rawat jalan setiap bulannya. Untuk pasien rawat inap, mencapai 994 orang perbulan. Bukan kelengkapan fasilitas atau sarana dan prasarana yang dikedepankan, tapi pelayanan prima kepada pasien dan keluarganya jadi hal utama.
“Kami berupaya memberikan pelayanan prima yang inovatif, ramah, peduli, dan profesional bagi seluruh lapisan masyarakat,” ujarnya. (Avril Laoli)