TUGALA OYO – BALUSENIAS.COM
Pelajar yang duduk di Kelas 5, 8 dan 11 akan menghadapi Asesmen Nasional Berbasis Komputer setiap tahunnya. Terlebih lagi saat ujian terakhir yang juga menggunakan sistem komputer. Namun banyak sekolah terkendala tidak adanya peralatan utama yang dibutuhkan, yakni jaringan komputer.
Hal itu juga dialami SD Negeri 074064 Siduahili Tugala Oyo. Sekolah yang memang minim fasilitas atau kelengkapan proses belajar mengajar itu tidak memiliki jaringan komputer.
“Hanya satu unit laptop (komputer jinjing) yang kita punya,” kata Kepala SDN 074064 Siduahili Tugala Oyo, Sarododo Hulu pada Rabu, 16 April 2025.
Diakuinya, setiap diadakan ANBK dan Ujian Nasional Berbasis Komputer atau UNBK untuk Kelas 6, murid-murid akan menumpang di SMP Negeri 3 Tugala Oyo. Selain tidak terlalu jauh lokasinya, di sekolah itu dilengkapi dengan jaringan internet dan komputer.
“Disitu ada banyak Notebook, cukup untuk dipakai murid kami saat ANBK dan UNBK,” imbuh Hendrik Verdinant Hulu, Operator Sekolah SDN Siduahili Tugala Oyo.

Menurut Hendrik yang juga guru di sekolah itu, tahun 2024 lalu, anak-anak melaksanakan ANBK dan UNBK di sekolah sendiri yang berlokasi di Dusun 1 Desa Siwawo, Kecamatan Tugala Oyo, Kabupaten Nias Utara.
Murid menggunakan laptop milik guru, dan Ipad atau Notebook yang dipinjamkan oleh warga setempat. Pihak sekolah berharap, nantinya para murid sudah bisa mengikuti ANBK dan UNBK di sekolah sendiri dengan peralatan milik sekolahnya.
“Semoga ada anggaran di dinas pendidikan, supaya harapan kita terwujud,” harap Sarododo Hulu yang sudah menjabat selama tujuh tahun di SD Siduahili Tugala Oyo.
Sebelumnya diberitakan, SD Negeri 074064 Siduahili Tugala Oyo minim fasilitas atau kelengkapan proses belajar mengajar. Termasuk ruangan yang terbatas, sehingga ruang perpustakaan yang kosong dijadikan ruang guru dan kepala sekolah.
Ruang kelas hanya tiga sejak berdiri pada 8 Januari 1975. Namun pada tahun 2023, sekolah ini memiliki tiga ruang kelas tambahan berbentuk permanen. Anggarannya dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia.
Selain ruangan, mebel berupa meja dan kursi belajar juga masih dibutuhkan. Alat peraga juga diperlukan. Sementara untuk guru atau pendidik sudah mencukupi dengan 12 orang yang ada. Dua di antaranya berstatus PNS dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja atau PPPK sebanyak enam orang.
Sekolah ini memilik 63 peserta didik yang terdiri dari 33 laki-laki dan 30 perempuan. Sekolah ini mengantongi SK Izin Operasional bernomor: 421.2/1967-POP/disdik/2015 tertanggal 19 Mei 2015. (Hasrat Hulu)